Seni bergaul ialah cara bagaimana membuat diri kita disukai oleh
sesama. Pandangan yang lazim ditemukan dalam hidup bermasyarakat
adalah hubungan antar manusia atau kelompok.
Faktor utama dalam memupuk seni bergaul adalah pengertian dari kita
sendiri tentang pribadi orang lain. Sering terjadi bahwa bilamana
kita tidak menyenangi seseorang, disebabkan karena kita salah
mengerti motif, kemampuan, sikap dan kepribadian orang tersebut.
Hubungan antar manusia akan meningkatkan nilai dan arti kehidupan
seseorang. Hubungan tersebut akan menghasilkan kebebasan dan
kepuasan bagi mereka yang bersangkutan - mereka yang ingin memupuk
seni pergaulan.
- Pedoman untuk Meningkatkan Seni Bergaul
- Melihat seseorang sebagai tunggal - memandangnya secara pribadi
dan sebagaimana Tuhan memandangnya. - Mengenal seseorang secara pribadi, misalnya, keadaannya.
- Memperhatikan seseorang dalam keadaan yang beraneka ragam.
Ambillah waktu untuk bersahabat dengan dia dan membiarkan dia
berbicara tentang hobinya serta problemnya, teman-temannya, kawan
sekerjanya dan pokok-pokok yang menarik baginya. - Memahami faktor psikologis yang mendorong kelakuannya. Mengapa
seseorang bertindak demikian? Dengan mengerti keadaan
psikologisnya, maka kita lebih bersifat menerima sebagaimana
adanya. - Berusaha untuk menghindari sifat dan sikap yang kurang
menyenangkan dari kepribadian seseorang. Maksudnya, tidak
merangsang sifat dan sikap yang negatif. - Bersifat terbuka.
- Bagi seorang yang sukar untuk bergaul, pakailah cara-cara khusus
untuk mencapai pribadinya. Memang Anda membutuhkan hikmat Salomo
dan kesabaran Ayub dalam mengatasinya.
- Melihat seseorang sebagai tunggal - memandangnya secara pribadi
- Prinsip-Prinsip Persahabatan Alkitab
Seorang sahabat atau teman:- Mengutamakan orang lain (1Kor. 10:24).
- Saling mendorong (Rm. 15:2).
- Saling menghargai (Rm. 12:10).
- Saling menanggung beban (Gal. 6:2).
- Bersukacita bersama-sama dengan temannya, tidak mengindahkan
kecemburuan (Rm. 12:15). - Berlaku jujur terhadap temannya (Ef. 4:25).
- Rendah hati, baik dan sabar (Ef. 4:2).
- Tidak menyimpan amarah terhadap yang lain, (Ef. 4:26,27).
- Memaafkan dan meminta maaf (Kol. 3:13).
- Berdamai dengan temannya (Rm. 12:18).
- Saling mengakui kesalahan (Yak. 5:16).
- Mempunyai pikiran yang murni tentang orang lain (1Tim. 5:1,2).
- Tidak saling mengritik (Yak. 4:11).
- Tidak menuntun seorang teman untuk berbuat dosa (Rm. 14:21).
- Berharap pada hikmat Allah (Gal. 5:16).
- Memenuhi janji kepada temannya (Ams. 12:22).
- Saling mendoakan (Ef. 6:18).
- Saling membicarakan tentang Allah (Ef. 5:19).
- Memperlakukan temannya sebagaimana ia ingin diperlakukan (Gal. 5:13,14).
0 comments:
Post a Comment